Tradisi Ngelawang Sangat Disukai Warga Bali, Khususnya Bagi Anak-anak

0



DENPASAR - (Sbn) SabaraNews.com // 

Bagi warga Bali mungkin tidak asing lagi dengan tradisi Ngelawang, apalagi anak-anak pasti akan sangat menyukainya karena dianggap sebagai pertunjukan seni yang menarik.


Pada saat tradisi Ngelawang tersebut digelar, maka yang dipentaskan adalah Barong Bangkung, barong tersebut diarak keliling desa diiringi oleh gamelan. 


Selain Barong Bangkung atau barong berbentuk babi, di Bali sendiri dikenal beberapa jenis barong lainnya diantaranya; Barong Ket, Barong Gajah, Barong Macan, Barong Nagasari, Barong Lembu, Barong Brutuk, Barong Landung dan banyak lagi jenis lainnya. Tetapi tari Barong di Bali yang mungkin cukup populer di kalangan masyarakat adalah Barong Ket yang sering dipentaskan di pura atau tempat suci lainnya, bahkan Ket ini populer di kalangan wisatawan, karena setiap harinya di beberapa tempat di Bali dengan tujuan untuk hiburan.


Ngelawang memang sangat berkaitan dengan Barong Bangkung, karena jenis barong inilah yang dipentaskan keliling desa, ini adalah sebuah budaya dan tradisi di Bali yang bertujuan untuk menolak Bala dan juga untuk merayakan kemenangan dharma atas dharma.


Barong sendiri merupakan lambang perwujudan dari Sang Banas Pati Raja yang bisa menjaga manusia dari wabah dan bahaya. Untuk menghindari wabah dan bahaya tersebut tentu juga bertujuan untuk memotivasi manusia untuk menjaga lingkungan tetap bersih, menjaga keberadaan hutan sehingga tidak terjadi wabah penyakit ataupun bahaya banjir yang merugikan. 


Barong Bangkung tersebut ditarikan dan diarak keliling melewati jalan-jalan desa dengan tujuan mengusir roh-roh jahat atau tolak bala, Ngelawang melibatkan banyak peserta selain penari Barong Bangkung juga mereka pengiring sekaligus para penabuh gamelan, semuanya bisa berjumlah antara 8 sampai 15 orang, para pemain biasanya dari kalangan anak-anak dan remaja.",Seperti hari ini dari Banjar pedungan desa pedungan kec denpasar selatan   Rafa, Wirya, yogi, Ali dan lainnya keliling mendatangi setiap rumah sambil memainkan barong macan di iringi gamelan dengan lincahnya mereka memainkan barong macannya ", selasa( 24/092024) . 


Barong Bangkung berpenampilan cukup sederhana, berperawakan seperti badan babi dengan kulitnya berwarna hitam, ditarikan oleh 2 orang, serta pakaiannya yang cukup sederhana, serta topeng yang digunakan berbentuk topeng berwujud bangkung (macan ), berbeda dengan Barong Ket (bentuk boma) terlihat gemerlap dan mewah, topengnya berbetuk boma. 


Asal kata Ngelawang adalah “lawang” berarti pintu, jadi mereka menarikan barong Bangkung tersebut dari rumah ke rumah dan berkeliling di jalan-jalan desa. Ritual atau tradisi Ngelawang ini digelar setiap 6 bulan sekali diantara Hari Raya Galungan dan Kuningan.


Perayaan Hari Raya Galungan seni diri merupakan perayaan kemenangan dharma (kebaikan) melawan dharma (kejahatan), termasuk juga tujuan Ngelawang tersebut, selain untuk mengusir hal-hal yang bersifat negatif dan tolak bala, juga untuk merayakan kemenangan kebaikan atas kejahatan  . 


Barong Bangkung dan Ngelawang adalah sebuah tarian sakral di Bali, tradisi Ngelawang tersebut tidak hanya digelar saat perayaan Galungan dan Kuningan, tetapi juga pada hari-hari tertentu yang dianggap perlu untuk mengusir wabah pada suatu tempat, jadi dianggap perlu mementaskan Barong Bangkung tersebut.


Tidak semua tempat atau desa memiliki tradisi Ngelawang dan mementaskan Barong Bangkung, hanya di beberapa tempat yang memiliki warisan budaya leluhur tersebut, begitu juga tata cara pelaksanaannya terkadang juga berbeda tetapi pada hakekatnya memiliki tujuan yang sama.


Bagi warga Hindu tentu Ngelawang menjadi hal penting bisa menjaga lingkungan aman dan bebas dari wabah, sehingga tidak jarang umat memberikan punia (sedekah) sebagai imbalan dan ucapan terima kasih, tidak itu saja Ngelawang keliling desa juga menjadi hiburan menarik bagi anak-anak, mereka sangat bersuka cita menyaksikan tari Barong tersebut.


Apalagi jika tradisi tersebut digelar di pusat-pusat pariwisata seperti Kuta dan Ubud, tentu menjadi hiburan yang unik bagi wisatawan yang menyaksikan, yang sekaligus menjadi promosi mengenai budaya dan kebiasaan orang Bali.


Tari Barong Bangkung ini dalam tradisi Ngelawang, mungkin cukup jarang kita temukan hanya pada hari-hari tertentu dan itupun pada beberapa tempat saja. Namun seni pentas tari Ngelawang ini selalu digelar setiap tahunnya dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) di taman Werdhi Budaya Art Center. Anda bisa menyaksikannya gratis, bahkan digelar beberapa kali dalam beberapa hari berbeda.


Begitu menariknya kesenian Ngelawang tersebut, sehingga sejumlah anak-anak di Bali sering menyalurkan kreativitasnya membuat Barong Bangkung dan dengan beberapa buah gamelan, mereka berkeliling di jalan-jalan desa dan ke rumah-rumah untuk mementaskan tarian Barong Bangkung tersebut, sebagai wujud pecinta seni dan tidak mengedepankan kesakralan dari Barong Bangkung yang mereka pentaskan.


Pengembangan seni ini menjadi suka cita anak-anak baik itu yang mementaskan dan juga yang menonton, sehingga sebagai wujud terima kasih pementasan itu terkadang penari memperoleh imbalan dari para penonton. (Berbagai sumber.


( WIDA )

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)